A Story From Bima Anggara (AFS Program Switzerland)

A Hymn to freedom!

Hello, Bima nih, Bima Anggara dari Bekasi (tapi saya anggota Chapter Karawang sih hehehe). Sekarang kurang lebih udah 5 bulan di sini, dan di sini itu di SWITZERLAND, KANTON AARGAU!



Swiss itu paling terkenal untuk beberapa hal yaitu keju, Swiss Army knife (pisau lipat) & jam tangan dan coklat (Toblerone, Lindt, Frey, dll). Negara dingin ini (di musim panas aja dingin) juga terkenal karena mempunyai banyak gunung (Matterhorn, Alps, dll) dihargai di seluruh dunia, dan dianggap sebagai negara yang SUKSES, BERKUALITAS, dan juga “MAHAL”. Swiss itu memang mempunyai payment perkerjaan yang paling tinggi, tetapi standar kehidupannya juga tinggi. Jika dibandingkan dengan negara lain barang sehari-hari menjadi mahal, barang-barang seperti susu, beras, roti memang sangat mahal, makanya di sini jarang jajan (-__-).

Transportasi utama yang dipakai kebanyakan orang di sini adalah kereta, tram, dan bus publik, relatif banyak yang memakainya karena selalu ON TIME dan SANGAT BISA DIANDALKAN.  Enaknya di Swiss juga gampang ke negara lain, seperti Italia, Jerman, Perancis, Swedia, dll (negara-negara Eropa sekitarnya). Insya Allah akhir Januari ini saya mau jalan ke Jerman, nengok Benjamin Skorupa (host bro siswa AFS Jerman yang pernah tinggal setahun di Indonesia di rumah saya di Bekasi)  Ikut yuk (-^__^-)

Di sini yang memakai sepeda dan scooter juga lumayan banyak, sangat hemat dan karena di Swiss ga ada macet (ga kayak Jakarta yang macet mulu). Di sini saya bisa pergi ke mana saja ke kota-kota di Swiss dengan mudah, cepat dan aman. Hampir tiap weekend mengeksplorasi, jalan-jalan menjelajah kota-kota di Swiss barengan teman-teman AFS.

Menurut saya Indonesia bisa mengambil contoh dari sini: memakai transportasi umum lebih sering atau mengunakan sepeda. Tapi perbedaannya adalah infrastruktur Swiss sangat berkualitas dibandingkan dengan Indonesia (kenyataannya salah satu kelemahan Indonesia saat ini adalah infrastruktur yang below average kualitasnya). Jadi semangat bikin Indonesia bisa seperti Swiss (-^__^-)

Sekolah di sini juga sangat berbeda dengan di Indonesia di aspek kualitas dan murid (karena perbedaan pemerintah dan kondisi negara juga sih). Sekolah di mana aku belajar adalah “KANTON SCHULE WOHLEN” di kota Wohlen (dengan kereta hanya 10 menit dari rumah).

Kondisi dan fasilitas sekolah SANGAT LENGKAP, tetapi setelah saya lihat, HUBUNGAN ANTARA GURU DAN MURID TIDAK TERLALU DEKAT, dibandingkan contohnya sekolahku SMA Global Prestasi Bekasi. Oh ya bulan pertama di sini saya dapat KURSUS BAHASA JERMAN di `KlubSchule` Zurich, semacam lembaga kursus dimana bisa belajar bahasa, tarian, bisnis, dll (dapet sertifikat lagi hehehe).


Setelah tinggal di dua keluarga berbeda dan belajar di sekolah publik selama beberapa bulan, kelihatan sekali “kualitas” Swiss itu terefleksi ke perilaku dan sikap kehidupan sehari-hari warga di sini, di Bank, di supermarket maupun tempat umum lainnya. Kebanyakan orang Swiss sangat SOPAN dan FRIENDLY.

Dua keluarga angkat saya itu walaupun berbeda kota, bersebelahan kotanya. Keluarga Meyer tinggal di Staufen dan keluarga Brandt  tinggal di Lenzburg. Awalnya saya tinggal di keluarga Meyer sebagai welcome family, kemudian pindah ke keluarga Brandt. Pertengahan Februari ini saya akan kembali pindah ke keluarga Meyer. Kok pindah mulu? Namanya juga adventure (-^__^-). Cape tapi
bagus juga karena saya jadi punya banyak keluarga.

Keluarga Meyer adalah keluarga yang sangat “Swiss” dan sangat cool. Walaupun host mother adalah single parents tapi kami hidup rukun dan “heboh”, termasuk bebas masak dan makan (huahahaha).


Keluarga Brandt adalah keluarga yang universal alias gado-gado karena mereka keturunan Jerman, Belanda dan Indonesia. Yang paling unik adalah rumah mereka yang 100 tahun usianya! Kadang takut sendirian di rumah (-__-).


Dan juga bisa dibilang bahwa orang Swiss sangat aktif dalam olahraga dan aktifitas outdoor lainnya. Olahraga yang mainstream di Swiss selain soccer (karena ini Eropa pasti mereka suka sepakbola) adalah Ice-hockey dan Uni-hockey. Ice-hockey itu adalah permainan hockey yang dimainkan di atas es, dan Uni-hockey sama seperti Ice-hockey tetapi indoor dan tidak di atas es. Foto di bawah ini saat
saya dan teman-teman sekolah menang lomba UNI-HOCKEY di kota Wohlen (-^__^-) dan itu pun pertama kali maen Uni-hockey!


HIKING adalah salah 1 outdoor activity yang orang Swiss suka. Saya pastilah lakukan hiking di sini. Dua-tiga kali hiking ke GUNUNG RIGI, the Queen of Switzerland. Rigi tingginya sekitar 1800 m dan relatif mudah karena ada track yang bisa di ikuti (tapi masih aja tepar kecapean dan bisa ilang coba wkwkw) dan sangat indah saat musim panas maupun winter.

Di puncak Rigi yang di namai Rigi Kulm bisa melihat semua gunung di sekitarnya dan juga beberapa danau, termasuk danau Luzern (walapun Luzernnya ga terlalu keliatan tapi yaa). Saya sempat buat rekaman pendek tentang Rigi, ini link-nya:
http://youtu.be/SuLw7vnbNe0?list=LL1iJQMRGZa88dtay4AYBdXQ


Rigi juga terkenal saat di winter, karena lumayan terkenal untuk snowboarding dll, terakhir kali kesana (minggu kemaren) saljunya buanyaaaaak banget, seperti Schnee Himmel (snow heaven). Ini rekaman saya dan teman-teman AFS Indonesia asyik main salju: http://youtu.be/7RPBN09cq5k


In conclusion, SWISS IS A COUNTRY THAT IS TRUE TO ITS REPUTATION. Swiss terletak di tengah Eropa, maka kulturnya campuran antara negara-negara Eropa, ini juga terlihat  “ALT STADT” (kota tua) yang ada hampir di semua kota. Kalau dilihat foto di bawah kelihatannya sangat Eropa. Bagi orang biasa tidak kelihatan perbedaan antara kota di Eropa lain. Tapi, walaupun sangat mirip dengan banyak kota lainnya dan bahasanya pun juga Jerman (Swiss-German), Swiss tetap mempunyai identitas dan ke-unikan-nya sendiri.


Dan keunikan itulah mengapa produk-produk Swiss dianggap bagus. “The quality of their products are reflected in the culture itself”. Mereka sangat sistematis dan productive, pouring everything they have into what ever they’re doing.

Ya itu aja sih yang pengen diceritain, hmmmmm apalagi ya? Oh iya! Di sini juga banyak toko kebab! Kalo yang di sini kebabnya gede ga dikit kaya di Indonesia, lumayan murah lagi, bikin kenyang lagi, paling sering beli ini sih (-^__^-).

Dan untuk penutup: THIS TRIP HAS IMPROVED ME IN ONE WAY OR ANOTHER, jadi….please cobalah untuk ikut AFS….IT WILL CHANGE YOU!



You may also like

1 komentar:

  1. Anonim1/26/2015

    Thanks to Kak Bajra untuk postingannya.
    Masya Allah Bima.....always about food :)

    BalasHapus